Seakan nyaris semua dunia bersorak, terkait kemenangan obama atas Mc Cain dalam electrocal votes. Di Indonesia sendiri euforia kemenangan Barack Obama masih kental terasa. Bahkan, di SD Menteng, tempat Obama sempat mengenyam pendidikan juga menggelar acra nonton bareng yang katanya bertujuan untuk memberi inspirasi pada para murid untuk mencontoh kesuksesan Obama, karena si Barry ini pernah bersekolah di sana.
Saya pribadi adalah pengangum Obama, namun kok ya miris sekali rasanya melihat reaksi bangsa kita yang serba hiperbolis memandang ikatan Indonesia dengan Obama. Semua seolah berlomba menjadi bagian dari sejarah perjalanan my sweet Barry. Rasnya kok ya tidak realistis gituh.
Mari kita coba telaah, seorang Obama dari beberapa perspektif. Obama yang pernah tinggal di Indonesia saat duduk di bangku SD (pun hanya beberapa tahun) tentu jenjang SD sama sekali tidak bisa disebutkan sebagi tempat yang membetuk pola pikir kritisnya. Jadi, apa yang patut dibanggakan, apalagi dangan fakta bahwa Obama sebenarnya tidak betah di Indonesia, terbukti Obama lebih memilih tinggal bersama sang nenek di banding tinggal dengan ibu kandungnya sendiri.
selama menjadi senator di illisionis pun, Obama tidak pernah menyentuh isu di kawasan Asia Tenggara. Obama lebih tertarik menganggakat issue seputar Korea utara dan China terkait masalah nuklir ataupun Jepang dengan permasalahan ekonomi. Jelaslah Obama sama sekali tidak tertarik dengan Indonesia, meskipun dirinya pernah menghirup udara tanah air tercinta.
Terlepas keterkaitan dengan Indonesia, sosok Obama tetap layak menjadi perbincangan, dengan berbagai pembaharuan-pembaharuan yang di buatnya. Menggunakan kemajuan teknologi sebagai mesin kampanya. Bahkan, Obama berusaha meraih simpati dengan mengirimkan pesan singkat pada sekitar 2,9 juta warga AS dari ponsel pribadinya. Belum lagi layanan Obama 08 yang bisa di akses melalui iphone. Jejaring sosial My Bo pun dilansir merupakan strateginya untuk menggandeng pemilih muda.
Cukup ironis dengan kubu lawannya, MC Cain yang mengaku tidak tanggap teknologi. bahkan senator veteran inipun mengaku tidak bisa mengakses email. kelemahan ini dijadikan semacam blck hole oleh kubu Obama. namun, MC Cain pernah mengklaim, bahwa penemuan BlackBerry tidak terlepas dari jasa-jasa wakil partai Republik ini. Tentu saja pengakuan tim sukses ini langsung menjadi bahan cemoohan. Bagaimana mungkin seseorang dapat menciptakan BlackBerry, jika membuka email saja tidak bisa?
Kembali lagi ke Barrack Obama. Jika pria keturunan afro Amerika ini menduduki tampuk kekuasaan, sebenarnya tidaklah akan banyak memberikan pengaruh bagi Indonesia. Hal yang paling mudah untuk diprediksi adalah kemungkinan Indonesia tidaklah lagi sulit memperkenalkan eksistensinya dimata dunia, karena presiden AS memiliki ayah tiri yang keturunan Indonesia, sekali lagi bukan karena Obama pernah tinggal di Indonesia.
Jika ditarik mundur ke belakang, sebenarnya strategi kampanye yang diterapkan di negeri paman Sam ini sangat aplikatif. Hm..seandainya bisa dipraktekan di Indonesia. Tim sukses dari masing-masing calon sampai sang senator tidak akan sungkan melakukan door to door untuk menggalang dukungan. Bahkan satu rumah bisa dikunjungi tim sukses 2-3 kali. Kedatangan mereka pun untuk mensosialisasikan visi dan misi bukannya menyuburkan praktek serangan fajar seperti budaya kita.
Dana kampanye pun di dapat dari sumbangan para suporter, bukannya dari organisasi yang mengadakan kontrak politi dan sebagainya. Bahkan, penggunaan dana pun transparan, meminimalisir kemungkinan tuduhan korupsi dikemudian hari.
Pemilihan Presiden ke-44 Amerika ini mencatat pemilih terbesar sepanjang sejarah. Bisa jadi, fenomena ini disebabkan citra Obama yang menjanjika perubahan, menarik minat para kaum muda yang biasanya tidak tertarik dengan tetek bengek politik. Obama seakan membawa harapan baru bagi masyarakat Amerika.
Dalam memilih calon wakil presiden pun, keduanya memasang strategi cerdas. Mc Cain sengaja memilih Sarah Palin, mungkin untuk mengambil hati pendukung Hillary Clinton yang kecewa. Sebaliknya, Obama memilih Biden, seorang pria tua yang mahir dalam strategi ekonomi serta kebijakan luar negeri.
bagaimanapun, mulai hari ini Amerika telah memasuki babak baru. Semoga, meski Demokrat yang menang, tidak ada lagi embargo yang dijatuhkan pada Indonesia. meskipun tidak memiliki konektivitas, mari kita berharap, drama Obama-MC Cain dampak memberikan nafas kesejahteraan baru. tentu saja untuk dunia yang lebih baik, serta harapan, semoga lebih nyaman untuk kita tinggali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejak