Sudah sejak lama mengendapkan pikiran, ingin menuliskan
sesuatu tentangmu, seseorang yang biasa kupanggil Si Bungsu. Anggap saja ini
kado ulangtahun untukmu.
Aku mengenalmu, sekitar Maret lebih dari tiga tahun silam.
Berperawakan kurus dan rambut lurus. Sejalan dengan karaktermu yang simple, tak
banyak motif.
Kamu, gadis manja yang sedang belajar menjadi dewasa.
Belajar berani menaklukkan setiap rintangan dalam hidup. Dimulai dengan
memberanikan diri naik angkutan umum menuju rumah orangtua mu di Bekasi. Jujur,
aku masih senyum-senyum sendiri jika ingat kamu dengan begitu bangganya
mengabarkan, sudah berani ke Bekasi seorang diri naik angkot.
Kini kita tidak lagi tinggal di satu atap. Aku telah
beberapa kali mengganti alamat tinggal, sedang kamu tetap konsisten di rumah
itu. Rumah kos-kosan yang pemiliknya lumayan manis. Dari statusnya masih single
hingga kini sudah menikah.
Hobimu yang berkembang pesat adalah membaca novel. Kukatakan
berkembang pesat, karena terakhir kutinggalkan, koleksi novelmu tak sebanyak
sekarang. Kini, setiap aku singgah, koleksi novelmu semakin menumpuk tinggi.
Kini, kamu telah berhasil menamatkan kuliah. Sudah sarjana
nih ye..
Bungsu, kamu telah semakin dewasa. Selamat menikmati dunia
yang sebenar-benarnya. Dunia di mana terkadang teman terbaik justru menjadi
musuh paling menyakitkan. Tapi yakinilah, apa yang kamu kerjakan dengan hati,
akan diterima juga dengan hati.
Menurutku, untuk mengarungi dunia, kamu hanya memerlukan
satu doa bernama tulus. Tulus berarti sebuah kejujuran. Apa adanya, tak
berpura-pura.
Cintailah apa yang kamu miliki saat ini, tak usah melihat
apa yang orang lain miliki dan kamu tidak.
Selamat mencari kerja, memilih profesi. Lakukan apa yang
benar-benar bisa membuatmu bahagia. Uang bukan segalanya, meski tak bisa
dipungkiri uang menjadi sumber ketenangan. Ketenangan, bukan kebahagiaan.
Terima kasihku, untukmu, yang sempat menjadi tongkat
penyangga dengan kepercayaanmu untukku saat yang lain menghakimi. Hingga kini,
masa itu menjadi sesuatu yang kelam, bahkan aku belum sanggup untuk
menuliskannya. Aku takut dan tak mau dianggap hanya membela diri.
makasih mbak endang sayang... *hugs
BalasHapussemoga kita tetap selalu dekat walau tidak satu atap.. miss you! ;)
nb: kenapa fotonya yg itu sih?
Sama-sama sayang..senang jika kamu suka..
BalasHapus