Selasa, 05 Oktober 2010

i'm crying

Kamu terbaring sakit disana, dan aku disini setengah mati menahan rasa khawatir. Tolong lekaslah sembuh. Mungkin aku terlalu egois, ingan kamu lekas sembuh hanya biar rasa kekhawatiranku hilang. Tahukah kamu, dalam situasi ini, aku ingin berdiri kaku disampingmu. Sigap membantu apapun yang kau butuhkan.

Namun, karena situasi rumit nan keparat ini, menahan keinginanku sepanjang hari untuk menjelma disampingmu. Tahukah kamu, aku ingin menjadi orang yang paling kamu butuhkan, setelah kedua orang tuamu.

Aku ingin ada disampingmu, dalam situasi tak menyenangkanmu. Tapi tiba-tiba kesadaran menghempaskanku, keinginan itu nyaris mustahil terealisasi. Jika itu terjadi, mungkin kita berdua akan hancur. Ketaknyamanan akan mendera, sedikit bagiku, namun sangat besar untukmu.

Aku yang terlalu cengeng, akhirnya hanya bisa menangis. Tersedu, mumpung sedang dalam kesendirian meratapi semua. Sampai tiba-tiba kamu menelpon. Tak jelas juga maksudnya, dan seketika aku mati-matian menahan tangis. Tak mau kamu menjadi khawatir, sedang badanmu pun sedang lemas bukan kepalang.

Mungkinkah kamu merasakan sesak luar biasa, seperti yang aku alami saat ini?
Aku ingin menjadi bagian dari setiap masamu. Saat tertawa maupun saat duka. Aku masih bisa tahan tidak berada diantara derai tawamu. Namun, percayakah kamu? Sungguh sulit berdiam diri saat tahu kamu sedang tak berdaya disana?

Satu-satunya hal yang menahanku untuk tetap bertahan disini adalah bayangan buruk yang akan terjadi jika aku lebih mementingkan ego. Baru kupercaya kini, sungguh sulit melawan diri sendiri. Pun seperti kamu tahu, aku selalu mengikuti apapun yang ingin kulakukan, tapi tidak kali ini. Semua hanya bermuara pada kehancuran jika aku mementingkan ego untuk berada disampingmu.

Jadi, lekaslah sembuh. Segeralah membatu.