Kamis, 26 Juli 2012

Si Bluwek, teman setia..


Saat saya bersama Si Bluwek di Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin


Saya tak ingat persis sejak kapan suka ngebolang. Yang pasti saya selalu bersemangat jika akan mendatangi tempat baru. Yang pasti selalu saya butuhkan adalah ransel. Selama bepergian, saya menggunakan si ransel hitam yang saya beli sejak awal 2008 silam. Merek Export dengan kompartemen untuk laptop di dalamnya.

Ya, saya membelinya tak lama berselang setelah saya membeli laptop. Tas ini multifungsi, saya pakai bekerja, tak jarang juga diajak ngebolang. Meski sesekali saya juga meinjam ransel milik Mas Fahri, jika membutuhkan tas dengan ukuran lebih besar.

Cinta mati saya pada si Export harus berakhir. Bukan karena salah satu dari kami berhianat, namun perpisahan memang harus segera dilakukan.

Bermula dari musibah kecopetan Part I dengan TKP Jembatan Tosari. Saya kehilangan dompet serta beberapa kartu yang tak begitu penting. Nominal uang yang ada saya juga sudah tak ingat. Yang menyesakkan, musibah berikutnya. Kecopetan Part II dengan TKP sama.

Ini sungguh keterlaluan. Tak hentinya saya mengutuki diri sendiri. Bodoh kok berulang. Kecopetan kedua ini membuat saya sempat menjadi warga gelap, tanpa identitas dan uang barang sepeser pun. Setelah melakukan pengurusan kartu ini dan itu, akhirnya saya kembali memiliki KTP dan ATM.

Seharusnya dua musibah kriminal sudah cukup bukan?

Nyatanya tidak. Sabtu, 10 Desember 2011 kehilangan kembali terjadi. Tak tanggung-tanggung, kali ini uang Rp 4,4 juta raib. Bukan kecopetan, levelnya sedikit lebih tinggi. Pencurian. Saya sedang berada di Pulau Tidung. Kamar tempat kami menginap, jendelanya di congkel paksa dan uang dalam dompet digasak si pencuri. Anehnya, si maling ini kok ya sempat-sempatnya cuma mengambil uang, dompet ditinggalkan.

Tak mau kejadian buruk terulang, saya mulai menabung. Akhirnya dengan setengah memaksakan diri, saya membeli ransel baru. Lebih tepatnya carriel. Deuter Futura 24 SL. Berwarna biru cerah, biru donker dan abu-abu. Warna ransel ini cukup feminim, belakang saya tahu, memang istilah future disematkan Deuter bagi carriel yang akan dipakai oleh penjelajah perempuan.

Saya membelinya di toko Tandike kawasan Seskoal Ciledug. Konon, toko ini cukup terkenal di kalangan penjelajah. Harganya lumayan miring dan keaslian terjamin.

Si Deuter Futura 24 SL ini memulai debutnya pada 31 Desember 2011. Menemani saya berhiking ria di Gunung Guntur Garut. Cukup memuaskan dan penuh gaya. Meski daya tampungnya tak terlalu banyak, saya mencintainya amat sangat. Hm..kira-kira apa ya nama yang tepat untuk tas baru ini. Aha..tiba-tiba terpikir satu nama. BLUWEK. Baiklah, saya akan memanggilnya dengan Si Bluwek saja.

Bluwek, temani saya kemanapun ya. Jangan bosan dan tolong jaga barang-barang berharga saya. Juga jaga setiap kenangan bersama kita. J

Jumat, 20 Juli 2012

Menjadi satu, tak lagi terbelah dan terpisah..





Mengambil gambar di sini


Kami adalah sesosok manusia yang biasa, tak terlampau istimewa. Saling menemukan kunci jawaban dalam setiap pertanyaan yang datang dari kehidupan. 

Pertemuan, kami syukuri sepenuh hati. Saling jatuh cinta dan memuja satu sama lain. Cinta datang untuk melengkapi. Mengisi kekosongan satu sama lain. Membuat hati penuh dan buncah seketika.

Tumbuh bersama, belajar menjadi dewasa. Melewati riak ombak, sesekali memaksa untuk bersiap dan waspada, namun tak jarang mengajak bermain-main dan tertawa.

Kami mencoba untuk tetap kukuh dalam jalinan kebersamaan, ada aral namun dukungan lebih banyak kami temui di tengah perjalanan. Pada sebuah hari, di mana matahari tetap terbit untuk memenuhi janji, bersama semilir angin yang menderu di antara wajah, keinginan telah membatu, menjadi keyakinan. Kami tak lagi ingin terpisah.

Dua kepala ini, menginginkan kebersamaan. Menjalani hidup untuk saling mengisi. Saling memberi yang terbaik.

Kami yang setengah kemudian menjadi satu. Menjadi penuh, tidak lagi terbelah dan terpisah.


untuk Katri-Ikhsan