Senin, 14 September 2009

rindu kelas ETF 3

baru juga hitungan hari, kelas narasi ETF 3 berakhir. sedih rasanya. kehilangan pastinya. pada akhir perbincangan di kelas, kami menyepakati kalimat yang diucapkan Lisa, kami belum bisa membuktikan apa-apa.
ya, belum ada yang bisa kami buktikan terhadap hasil pembelajaran selama 10 minggu, sampai suatu saat nanti, salah satu diantara kami memiliki karya. jika bisa sih ya jangan salah satu, tapi semua tanpa kecuali.
terimakasih teman, untuk setangkup kenangan yang tercipta. terimakasih kawan, untuk rasa berbagi yang kalian beri. aku akan merindukan masa-masa kebersamaan kita.

Selasa, 08 September 2009

grey area..

beranda ini kini berubah warna
menjadi biru
dan harapku
warnanya bisa berpendar sampai ke hatimu
agar tak perlu ada asa yang meragu
saat tatap mata kita berpagut
membeku dan kaku
di bawah temaram lampu

aku membuka diri
aku menyerah kalah
pada hasrat yang menggelora

saat nanti tiba saatnya
entah berakhir menyedihkan
atau malah bahagia sangat
sungguh tak mau ku ambil pusing

yang kumau saat ini sayangku
kau menjelma nyata
dari mimpi
dan kini kau berdiri tegak di hadapanku
jadi tunggu apa lagi?!

mari bersama kita belajar
berbenah dan memperbaiki
rumah yang belum sempurna ini

semoga,
perlahan dan pasti
semua akan semakin jelas di hadapan..

Senin, 07 September 2009

baik..baik..baikk

"Sangat mudah berbuat baik, yang sulit itu menjadi orang baik"
demikian kalimat yang meluncur lembut darimu. sebuah kalimat yang sungguh sederhana, sesederhana orang yang mengucapkannya.

jika ditelaah, kalimat sakti ini ada benarnya. menjadi orang baik berarti arus diikuti dengan konsekuensi selalu dan selalu berbuat baik. sedangkan untuk berbuat baik, setiap individu tidaklah harus menjadi orang baik.

orang yang dalam keseharian selalu identik dengan kelakukan slengean pun bisa dan sah-sah saja berbuat baik. tidak ada larangan untuk berbuat baik, apalagi di bulan yang sering di sebut-sebut sebagai bulan baik (ramadhan)ini. ya, di bulan ramadhan, entah mendapat inspirasi dari mana, saya dan mungkin anda akan cenderung lebih mudah menemukan kebaikan-kebaikan.

coba saja berdiri di salah satu perempatan ibukota, bukan tidak mungkin anda akan menjadi target dari rencana berbuat kebaikan, misalny mendapat ta'jil untuk berbuka puasa. jika ingin lebih nyata, coba saja iseng-iseng ke panti asuhan. saya berani bertaruh, panti-panti ini pasti akan mendapatkan sumbangan jauh lebih besar di banding bulan-bulan biasa.

tak ada yang salah dari mekanisme ini. tidak. tidak sama sekali.

hanya saja, pikiran usil saya kok malah menggelitik ya? bisa jadi rangsangan berbuat baik ini karena janji Allah yang akan melipatgandakan amal jika berbuat baik di bulan ramadhan. tapi, sayangnya..
orang-orang yang membutuhkan uluran kebaikan itu kan tidak hanya hidup di bulan ramadhan?!! mereka juga harus hidup, berjuang untuk mempertahankan hidup di 11 bulan lain non bulan ramadhan. lalu, bagaimana mereka hidup selama bantuan serasa kemarau?!! setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya lebih baik berbuat baik tidak hanya di bulan baik. alangkah lebih baik lagi jika berbuat baik di saat yang baik. saat dimana seseorang di luar sana benar-benar membutuhkan kebaikan. tulus dari hati. bukan karena ingin pelipatgandaan amal. semua dilakukan ya karena ingin berbuat baik. syukur-syukur ya karena dia memang orang baik.

maaf sangat, tulisan ini tak jelas dan tak fokus. maklum, saran membuat outline masih belum juga bisa terealisasi. padahal outline juga merupakan indikator menjadi penulis yang baik.

Jumat, 04 September 2009

ketika 'mengapa' terlalu banyak terlontar

ada gelora yang menjalar, semua seperti tak terkendali. saya, telah bermetamorfosa menjadi sosok Endang Prihatin yang berbeda. semua bermula dari suatu pagi, dimana saya dengan tingkat pede level tertinggi, meminta kamu untuk membantuku menginstal modem.
ya, saya meminta tolong pada seseorang yang namanya saja tak tahu, apalgi kenal.
kamu bersedia membantu, tanpa banyak tanya. kita membuat janji bertemu, pada malam hari. seperti yang sudah-sudah, saya memiliki penyakit plin plan akut.
yah, malam itu saya ingkar janji, tak jadi menghampirimu, meski itu untuk keperluanku. esok paginya baru saya menghampiri, seraya mengucap maaf telah ingkar, dan berkelit tak mengabari karena tak memiliki nomor ponsel.
kamu, tak keberatan sama sekali. wow, sungguh tak ada nada keberatan.
selesai urusan, berhasil. kamu berhasil menginstall modem. dengan rasa tak enak, baru kutanya namamu.
itulah sekelumit kisah awal perkenalan kita. saya yang selalu seenaknya dengan gaya sok akrab, keterbalikan kamu yang selalu malas beramah tamah dengan orang baru. malas jika ada orang sok akrab.
mengapa kau tak membenciku ya?!! mengapa rasa malasmu pada orang baru tak berlaku padaku?!
sejujurnya, ada banyak kata mengapa yang berkecamuk dikepalaku. sebagian sudah kuajukan, meski sebagian besar yang lain masih menunggu giliran.
kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta..
tentu kalimat ini sungguh tak asing terdengar bukan sayang?!!