Sabtu, 26 November 2011

365 hari berselang


mengambil gambar di sini


365 hari telah berselang. Aku melanjudkan hidup, pun demikian denganmu. Kuduga hidupmu melaju pesat, sedang aku? Tidak, hidupku berjalan normal, perlahan dan pasti maju. Sedikit demi sedikit kuisi tabula mimpiku.

Harapanku, kau melakukan hal yang sama.

Meski tak mudah, kini aku sedang menumpuk satu-demi satu bata yang akan kugunakan untuk membangun rumah yang kunamakan mimpi.

Benar kata orang bijak, terkadang kita tidak harus selalu memakai jalan pintas untuk menuju sesuatu yang kita mau. Terkadang kita harus melewati jalanan terjal bahkan memutar. Namun saat mimpi itu menjadi nyata, setiap proses yang kita lewati, setiap kucuran keringat yang kita seka di dahi, mungkin juga ada beberapa luka yang menggores kaki, semuanya akan menjadi penghias. Menjadi kenangan manis-asam yang akan menggenapi kebahagiaan.

Dan aku mempercayainya.

Lalu bagaimana dengan hidupmu? Jangan kau pikir aku tak tahu, akan rencana besar yang mungkin terwujud di Januari mendatang. Katakan saja tak usah sungkan. Toh kita masih berteman.

Saat aku menuliskan barisan aksara ini, aku sedang berada di sebuah desa penuh kebersahajaan. Tempat yang mematik ingatan akan dunia di masa kecilku. Desa dengan riak tawa anak-anak yang bermain dibawah sinar bulan. Menggerombol, berlari-lari disepanjang jalan tanpa khawatir ada klakson yang memekakkan telinga. Pematang sawah dengan hamparan padi menghijau menyerupai permadani.

Yang paling kusukai, adalah angin sepoi-sepoi yang menyentuh pipi. Ya, angin ini dengan magisnya mampu menyelusupkan keping damai yang perlahan dan pasti sampai ke hati. Untuk merasa bahagia, terkadang kita hanya perlu mendengarkan isyarat alam. Membiarkannya menghampiri hati gundah, dan kita hanya perlu merentangkan tangan. Voila..seketika ingatan ini berhianat. Melupakan segala resah, hanya bisa merasa damai. Jika sudah begini, hati kecil ini hanya bisa berujar,
“Nikmat mana lagi yang berani aku dustakan?”

Selasa, 01 November 2011

Cinta Liar



gambar dari sini

Cintai aku tanpa ikatan
Berdiamlah di garis-garis tanganku
Cintai aku meski hanya
berpeka-pekan..berhari-hari..berjam-jam..
Karena aku tak mementingkan keabadian
Aku November..bulan badai
bulan hujan..dan dingin
Aku November..maka berkelebatlah di jasadku
Seperti petir


by. Nizar Qabbani