Jumat, 04 September 2009

ketika 'mengapa' terlalu banyak terlontar

ada gelora yang menjalar, semua seperti tak terkendali. saya, telah bermetamorfosa menjadi sosok Endang Prihatin yang berbeda. semua bermula dari suatu pagi, dimana saya dengan tingkat pede level tertinggi, meminta kamu untuk membantuku menginstal modem.
ya, saya meminta tolong pada seseorang yang namanya saja tak tahu, apalgi kenal.
kamu bersedia membantu, tanpa banyak tanya. kita membuat janji bertemu, pada malam hari. seperti yang sudah-sudah, saya memiliki penyakit plin plan akut.
yah, malam itu saya ingkar janji, tak jadi menghampirimu, meski itu untuk keperluanku. esok paginya baru saya menghampiri, seraya mengucap maaf telah ingkar, dan berkelit tak mengabari karena tak memiliki nomor ponsel.
kamu, tak keberatan sama sekali. wow, sungguh tak ada nada keberatan.
selesai urusan, berhasil. kamu berhasil menginstall modem. dengan rasa tak enak, baru kutanya namamu.
itulah sekelumit kisah awal perkenalan kita. saya yang selalu seenaknya dengan gaya sok akrab, keterbalikan kamu yang selalu malas beramah tamah dengan orang baru. malas jika ada orang sok akrab.
mengapa kau tak membenciku ya?!! mengapa rasa malasmu pada orang baru tak berlaku padaku?!
sejujurnya, ada banyak kata mengapa yang berkecamuk dikepalaku. sebagian sudah kuajukan, meski sebagian besar yang lain masih menunggu giliran.
kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta..
tentu kalimat ini sungguh tak asing terdengar bukan sayang?!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejak