Selasa, 11 November 2008

sebuah titik balik

saya sedang diselimuti atmosfer persahabatan. ada sejuta rindu pada beberapa teman yang rasanya sekarang sangat jauh dari jangkauan. bukan..bukan kami sedang bermusuhan, hanya saja ternyata jarak yang membentang sangat berpotensi merenggangkan relationship yang telah terjalin.
teknologi memang sudah sedemikian canggihnya, lewat ponsel kita bisa bercakap-cakap meski berada di tempat berbeda. namun, saya masihlah orang kuno yng rasanya tetap membutuhkan komunikasi tatap muka.
seberapapun dekatnya saya dengan mereka dahulu, kini terasa ada yang kosong saat kami berbincang. saya tercengang mendapati fakta, ternyata emosi yang terlibat tidak sebegitunya, seperti dahulu, saat kami lebih banyak menghabiskan waktu bersama.
namun, pertanyaan siapa saja sahabatmu? pertanyaan ini demikian menohok ulu hati..
saya tidak memiliki jawaban itu, sama sekali tidak.. saya menyayangi banyak teman, saya dekat dengan beberapa orang, bahkan orang yang saya percaya untuk mengemban rahasia terdalam pun tidak hanya segelintir manusia.
apakah mereka semua sahabat saya?
saya tidak tahu..
bukannya saya tidak menganggap mereka sahabat. saya menyayangi mereka semua, saya selalu merindukan mereka semua..
namun, yang saya ragu adalah makna dari kata 'sahabat' itu sendiri?
sebenarnya apa sih arti kata sahabat ini?
dulu waktu SMA saya memiliki teman sebangku yang dekat sekali. Iyan namanya. kami sering menghabiskan waktu bersama, berbagi suka maupun duka. begitu lulus, kami memilih jurusan kuliah yang berbeda, bahkan bertolak belakang. sampai sekarang pun saya masih menjalin komunikasi dengannya. hanya saja, kok rasanya ada yang beda ya..
saya merasa, bercakap-cakap dengannya sudah tidak semenyenangkan dulu. sampai saya menyadari satu hal, dunia kami begitu berbeda kini. dia yang bekerja dalam dunia medis dengan jadwal yang cenderung teratur dan pasti. sebaliknya, saya berkecimpung pada dunia media yang dinamis luar biasa. keteraturan menjadi hal yang hampir mustahil bagi saya. saya tahu, saya masih menyayanginya, saya tahu, dia tetaplah orang yang bisa saya percaya, dia tetaplah orang yang bisa saya mintai tolong saat saya membutuhkan, pun demikian sebaliknya. namun, ada sesuatu yang hilang. kesamaan kami yang dulu begitu banyak kini telah berkurang.
masuk dalam bangku kuliah, saya menemukan beberapa orang teman. Ada Era, Ani, dan Dini. mereka memberi warna baru dalam dunia saya. banyak juga pengalaman seru yang saya rajut bersama mereka. meski kami tidak bertengkar, perlahan dan pasti kedekatan kami memudar. Sampai sekarang mereka tetap menjadi teman bercerita, namun entah mengapa, ikatan emosi yang terjalin pun tidak seperti dulu.
masih ada nama-nama lain, seperti Icha, Doni,dan Pry. sama seperti sebelumnya, kini saya merasa jauh dengan mereka.
di kosan, ada Diah, Nungky, dan Mbak Onna. lagi-lagi jarak membuat kami tidak lagi sedekat dahulu.
memasuki dunia kerja, semua orang di kantor dapat saya anggap sahabat. namun begitu saya berpindah kantor, hanya beberap orang saja yang sampai kini masih terasa dekat di hati.
tiba-tiba ada ke khawatiran menyeruak. mungkin nanti, akan tiba saatnya, orang yang kini masih dekat di hati ini pun akan berlalu. membentuk lembaran memori. dengan ikatan emosi yang lebih lemah. bisa jadi akan datang orang baru menggantikan teman-teman lama.
ada ketakutan, apakah saya tipe teman yang tidak setia? apakah saya bukanlah teman yang baik?
tidaklah perlu saya menyebutkan, nama-nama yang kini begitu memberi arti..
aku hanya bisa mengatakan, saya menyayangi kalian..
sampai saat saya menulis ini..
semoga, emosi ini tidak pernah memudar
sampai ada orang-orang baru
meski pada saatnya nanti
jarak dan waktu memisahkan
tidak ada lagi gumanan dalam hati kecil
"memang meraka sudah waktunya pergi..."

1 komentar:

  1. duh.. baca ini gw merinding, Nyut.
    semuanya kayak keinget lagi sekarang..
    mari yuk rapatkan barisan..
    tanggal 14 nanti gw bakal ke jakarta..
    gw harap lo ada waktu luang juga
    mungkin ga ya kali ini kita bisa
    betul2 ketemuan?

    BalasHapus

tinggalkan jejak