Rabu, 14 Agustus 2013

Mendadak Mudik


gambar dari sini
Sedang berada di atas kapal, menyebrang di perairan selat sunda. Keluarga tiba-tiba memutuskan mudik. Seorang kawan berceloteh, ternyata sikap impulsif saya merupakan sifat keturunan.

Di keluarga saya, mudik dengan formasi lengkap ini bisa dikatakan sangat langka. Mungkin terakhir terjadi belasan tahun silam. Biasanya, pulang kampung hanya dilakukan oleh ibu dengan saya atau bapak sesekali menemani. Adik saya, bahkan terkahir kali pulang kampung, menurut daya ingatnya, saat ia kelas 6 SD. 

Sedang sekarang, dia sudah menginjak kelas 3 SMA.

Jadi, kapan keluarga saya melakukan perjalanan mudik dengan formasi bapak,ibu, saya dan adik? Entahlah. Mungkin saat saya masih SMP.

Mudik kali ini, begitu tiba-tiba terjadi. Semua berikhwal dari ceramah di masjid, saat kami melakukan sholat Ied. Isi ceramahnya begitu membekas di hati. Alhasil, sekitar 60 menit setelah sholat, kami sekeluarga bersepakat, yak..mari kita mudik.

Pulang ke Lampung, kampung halaman ibu juga saya. Mengunjungi nenek yang kini tinggal sendiri semenjak kepergian kakek tahun 1994 dan bibi (putri bungsunya) menikah tahun lalu. Di Lampung, juga ada banyak sanak saudara, ada bude dan pakde, nyaris seluruh keluarga besar dari pihak ibu, memang tinggal di Lampung.

Semoga mudik kali ini, kembali merekatkan cinta di keluarga. Berbagi tawa, kembali menguatkan sekrup-sekrup cinta yang mungkin sempat longgar karena jarangnya kebersamaan. Meski mudik ini kami jalani dengan mendadak, bukan berarti kerinduan yang kami miliki mendadak muncul. Saya meyakini, kerinduan akan kampung halaman sudah ada sejak lama, hanya saja, mungkin rindu itu ditekan sedemikian rupa. Atau tidak menjadi prioritas.

Kini, dia telah ada dipermukaan. Menjadi prioritas. Bagaimanapun, kami orang timur yang menjunjung tinggi rasa kekerabatan bukan?


Selat Sunda, 9 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejak