Minggu, 10 November 2013

Saat Harapan Poranda Karena Janji yang Ingkar

gambar diambil dari sini
Seorang teman pernah berkata,

‘Kurangi harapanmu, maka bahagia akan lebih mudah kau peluk’.

Nasihat yang selalu saya ingat dengan baik, saat ambisi mulai menguasai diri. Saya tak mau menjadi orang yang banyak ingin dan khufur nikmat. Namun, ada kalanya kita sudah terlanjur berharap, akan semua yang terencana, dan harapan yang membulat itu tiba-tiba saja pecah, berserakan.

Ini terjadi seminggu lalu. Sesaknya masih terasa hingga hari ini. Tentang apa yang sudah direncanakan, membayangkan tiap detik yang akan terlewati dalam balutan rencana ini. Semuanya rusak tiba-tiba saja, karena seorang teman (yang setidaknya dulu saya pernah menganggapnya baik) telah ingkar.

Pengalaman ini mengajarkan, agar saya tak lagi-lagi menggantungkan kebahagiaan pada orang lain.

Bahagia atau tidak, semuanya harus bersumber pada diri sendiri. Jangan membiarkan orang lain mengacaukan rencana atau bahkan hidupmu.

Untukmu, seorang yang dulunya saya anggap cukup baik, semoga tidak lagi mudah ingkar. Sebab, salah satu tolak ukur berharga atau tidak dirimu, diukur dari seberapa banyak kamu mampu memenuhi janji yang pernah kau buat.

Mungkin besok, lusa atau tahun-tahun mendatang, kesan baik yang saya miliki untukmu akan kembali, tapi kini tidak dulu.


Bekasi, 11 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejak