Senin, 02 April 2012

One Day Lost in Bogor


mengambil gambar di sini


Sabtu, 31 April disepakati oleh saya, Dini dan Shelvy untuk bertemu. Kembali bersua setelah lama kami tak berkumpul, bergunjing dan entah apalagi. Judul trip nya adalah One Day Lost in Bogor. Ya, kami memang sengaja bertemu, tanpa membuat perencanaan matang.

Awalnya kami hanya ingin menikmati kuliner Bogor, mulai dari asinan, siomay sampai apapun yang nantinya menarik minat. Namun kemudian kami bertiga malah menyepakati untuk mencoba Marun Rumah Aromaterapi. Bagi saya, ini adalah pengalaman kali pertama. Duo Shelvy dan Dini lebih familiar dengan aneka bentuk perawatan tubuh ini.

Saya dan Dini menyepakati untuk bertemu di Stasiun Manggarai jam 8 pagi. Nantinya Shelvy akan menunggu di Stasiun Tanjung Barat. Sempat terjadi kesalahpahaman, karena factor signal keparat. Miss komunikasi terjadi, Shelvy belum tiba di stasiun saat kereta yang kami tumpangi melintas. Menyebabkan Shelvy harus berkereta seorang diri menu Bogor. Sedang saya bersama Dini, bertukar cerita ini dan itu, heboh. Namanya juga perempuan.

Di Stasiun Bogor, tiba-tiba seorang laki-laki meletakkan sesuatu di pangkuan saya. Sebuah pin berwarna pink. Bertuliskan Hard Rock Cafe Singapore. Saya sempat bengong dan terdiam. Terkesima dan tak tahu apa mau laki-laki ini. Sampai dia tersenyum sambil berlalu meninggalkan saya. Pin itu saya simpan hingga sekarang, peristiwa kecil yang menakjubkan. Selalu berhasil menggelitik senyum hingga bait aksara ini saya rajut.

Sambil menunggu Shelvy, saya dan Dini memilih sarapan di Dunkin Donnut. Shelvy datang kurang dari 15 menit kemudian. Kehebohan semakin ramai terjadi. Akhirnya kami berangkat menuju destinasi pertama, Marun Rumah Aromaterapi.

Setelah menimbang-nimbang, saya memilih untuk mencoba paket lengkap yang ditawarkan. Body Steam, Refleksi, Body Massage, Lulur, dan Creambath. Hanya poin terakhir lah yang pernah saya lakukan, sisanya masih benar-benar baru dicoba.

Total perawatan ini sebenarnya hanya membutuhkan waktu tiga jam, namun sambil menunggu hujan reda dan tempatnya memang enak banget buat ngerumpi kami malah jadi keasyikan, sambil ditemani Indomie yang selalu enak disantap kapan pun dimanapun.

Perjalanan berikutnya adalah menuju Plaza Jambu Dua. Maksud hati ingin mencari tempat yang enak untuk mengobrol. Ternyata tempatnya tak cukup memenuhi ekspektasi. Berdasar informasi, akhirnya kami menuju Bogor Botani Square. Rencana bergeser untuk menonton saja. Setelah pilih ini dan itu, dengan mempertimbangkan jam tayang, kami memilih debutan Daniel Radclife dalam Woman in Black. Saya tahu ini film horror, saya juga tahu Shelvy penakut. Salah besar kami memilih film ini. Sangat salah. Yang ada saya dan Shelvy asik saling menghibur dan menguatkan hati. Dini sih paling berani dan perkasa. Saat saya dan shelvy memilih untuk menutup mata, dengan baik hatinya Dini menceritakan bagaimana ceritera dalam film yang berjalan. Ah, habis relaksasi ber spa ria, otot langsung tegang kembali gara-gara nonton film horror. Sial.

Film selesai saat malam telah menjelang. Mengingat jauhnya perjalanan pulang ke Jakarta, kami bergegas. Tapi apa lacur, perut tak bisa kompromi. Dengan membuat kesepakatan makans ecepat mungkin, kami mampir ke gerai KFC yang ada di dekat stasiun.

Akhirnya kami menuju pulang. Kembali ke rumah masing-masing. Dini turun di Stasiun Citayam, disusul Shelvy di Stasiun Lenteng Agung. Tinggal tersisa saya yang harus turun di Manggarai dan berganti kereta menuju Bekasi.

Di kereta menuju Bekasi ada kejadian menarik. Saat petugas menagih tiket untuk dilubangi, ada tiga orang laki-laki kedapatan tidak memiliki tiket yang seharusnya. Petugas ini bertindak tegas. Tidak meminta uang ‘seikhlasnya’ seperti yang selama ini sering saya lihat. Ya, petugas ini meminta agar penumpang tak bertiket ini turun di stasiun terdekat, membeli tiket dan menaiki kereta selanjutnya. Mantab. Jam nyaris menunjukkan pukul 21.00 saat saya tiba di rumah. Beristirahat sambil menata hati dan mengenang tiap tawa yang terjalin bersama sahabat tersayang. Ingatkah kalian? Terakhir kita bertemu dalam formasi bertiga ini adalah setahun lalu. Di Bandara Soetta, 7 Maret 2011 saat kita pulang dari Singapura, dan kita kembali bertemu pada 31 Maret 2012. Peyuuuk..

2 komentar:

  1. Indomie selalu enak dimana saja kapan saja...ini ceritaku..kalau ceritamu?

    BalasHapus
  2. jika kelak ada yg bertanya, apa passion mu? jawabku: makan indomie dan tidur. ini ceritaku..

    BalasHapus

tinggalkan jejak