Sabtu, 08 Mei 2010

Saat Semua Nyaris Usai


tak sengaja menemukan tulisan ini. dibuat sekitar satu bulan lalu. sengaja saya pasang, sebagai pengingat bahwa bagaimanapun kehancuran terjadi, maka waktu untuk bangkit juga telah menanti. go girl!!!

Apakah ini harus diakhiri?
Ya sudah kita menyerah pada waktu. Aku masih mau mencoba, entahlah dirimu. Jika bisa, inginnya kita mencoba, sekali saja. Kita lihat, apakah masih ada getaran yang terasa saat mata kita berpagut. Aku masih terlalu mencintaimu lelakiku. Aku masih ingin mendengar ungkapan penuh kasih darimu. Ya, aku sangat merindukan masa-masa itu semua sayangku.

Tak bisa kusalahkan jika memang itu sudah menjadi maumu. Entahlah, andai ada yang bisa kulakukan. Aku ingin membeli mesin waktu, untuk membawaku pada semua yang lalu. Ingin kuperbaiki, jika tidak bisa juga, yang aku lakukan adalah menikmati sepenuh hati setiap kebersamaan kita. Akan kuabadikan setiap potongan kenangan kita.

Jika itu tak bisa juga, mungkin aku akan lebih mundur ke belakang. Akan kutepis setiap tawaran bersamamu. Akan kutahan setiap kepingan hasrat untuk memilikimu.

Tapi tidak. Seharusnya aku tetap melaju. Seharusnya aku tetap meniti waktu. Aku harus berjalan ke depan. Disanalah serangkaian misteri kisah masih akan kujerang. Bisa jadi, dunia telah menyimpan berjuta cerita bahagia untuk kuhampiri dengan segera.

Kini, aku hanya bisa mengatakan, aku masih sangat mencintaimu. Masih ingin merenda setiap sulur kisah untuk dirangkai dalam tabula rasa yang indah. Namun jika memang tak bisa, ya sudah. Tak ingin pula kupaksakan, jika kau memang tak ingin menjalani. Toh, seharusnya aku belajar menerima. Seharusnya, aku rela melepasmu, jika bahagia memang tak bisa lagi kau temukan bersamaku.

Dalam setiap hubungan, kata bahagia seharusnya dinikmati oleh dua orang, bukan cuma aku atau cuma kamu melainkan kita. Jika masalah datang, seharusnya kita selesaikan bersama, tidak hanya olehku atau olehmu.

Maaf. Hanya kata ini yang bisa kusematkan di pintu keluar. Maaf jika selama kita menjalani kisah sempat menyakitimu. Maaf jika tanpa sengaja tindak tandukku melukaimu. Sungguh, semua kulakukan tanpa sengaja. Maaf, jika dalam beberapa kali perjalanan, tanpa sengaja aku mengambil alih wewenangmu. Sungguh tak ada maksudku sedikitpun untuk menggerus ego kelelakianmu. Sama sekali tak ada niatan itu, kuharap kamu mengerti. Maksudku justru sebaliknya, aku tak mau kamu terlalu terbebani dengan rasa tak enak yang menurutku sungguh tak berarti. Kita saling mencinta bukan?

Kuharap, setelah ini kita bisa berjalan bersisian. Meski setapak kita telah terpisah, kuharap kita masih bisa saling menyapa dengan ramah. Kuharap kita bisa membuka lembaran baru dalam bab berbeda. Semoga kebahagiaan bisa menghampiri masing-masing dari kita. Semoga saja, persahabatan tulus itu akan tercipta perlahan dan pasti. Sulit mungkin untuk awalnya, namun kupercaya, waktu akan menyembuhkannya. Aku perlu usaha sedikit lebih keras. Doakan aku, semoga semua bisa terlalui dengan baik.

Sabtu, 10 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejak