Senin, 05 Juli 2010

hari bersahaja

hari ini saya ingin menamainya 'hari bersahaja'
pagi diawali dengan semangat gegap gempita menyambut bunyi alarm dengan melodi etnik milik Kua Etnika dan lagu 'Untukmu Indonesiaku' yang begitu sempurna dibawakan Christoper Abimanyu. Ya, tiap pagi saya selalu dibangunkan dengan lagu beraroma nasionalisme ini.

biasanya saya akan membiarkan lagu bergema barang dua sampai tiga kali, tidak kali ini. kesadaran ada tulisan yang harus dikerjakan sebelum live jam 8, membuatsaya tak bisa berleha-leha dan menunda mandi barang 9 atau 18 menit. mengapa selalu kelipatan 9? karena alarm di ponsel tercinta memang sudah tersetting demikian.

biasanya, saya berada di urutan akhir jatah mandi pagi hari. namun kali ini saya minta ijin pada Ebeth, teman sekosan, untuk mandi lebih dulu. ijin diperoleh, cibang-cibung dimulai.

selesai berbenah, langkah gontai menuju kantor.

seperti rencana semula, sampai di meja langsung menulis script voice over (VO). konsentrasi penuh, tak menghiraukan gangguan.

jam 8 kurang limabelasmenit, menuju ruang make up untuk briefing sebelum live.

Tralala, dapat kado ulangtahun yang cukup manis dari Melanie. sekilas, terlihat seperti tas serius. tas serius adalah istilah saya untuk tas-tas yang cocok digunakan dalam suasana formal.

suting live berlangsung lancar dan seru. topik bahasan yang ringan ternyata cukup memancing banyak penelpon untuk berinteraksi langsung. hari ini Healthy Life membahas "Perlukah si Kecil Sekolah di Usia Dini?"
ringan bukan? tapi pertanyaan ini bisa mencipta jawaban dari berbagai aspek.

selesai live, saya membuka kado. isinya ternyata beragam. ada satu set gelang berjumlah 5 item, cincin, dan ya, tas serius. saya suka semuanya. gelang dan cincin langsung dipakai.

Ehm..ternyata hari ini saya silap tak memakai gelang dan jam tangan seperti biasa.
Hidup memang serba pas, pas lupa pake gelang dan jam tangan, eh ada yang ngasih.

sedang asik menimang hadiah, Rahma datang menghampiri untuk take VO. proses take VO lebih cepat dari yang saya duga.

selanjutnya, sempat bersenda gurau dengan Mila, membicarakan teman. kami menjalani kodrat wanita, tak afdol jika tak menggunjing.

Mila pamit, katanya ingin menemani ibunda yang sedang berada di Jakarta. mungkin mereka akan berbelanja, mengingat saat ini ibukota sedang punya gawe Jakarta Great Sale.

Saya dan Gagah turun utnuk sarapan. tapi ternyata warung belum siap sedia dengan kehadiran kami. pilihannya hanya makan tempe goreng, tak apa.

gambar dari www.dhiela.com
tak lama ada seorang mamang-mamang penjaja jajanan SD. hati tergelitik untuk membeli rambut nenek. mamang penjual sungguh bersahaja. terlihat sekali raut wajah penuh syukur saat saya memanggilnya. senang katanya, jam 10 pagi sudah ada yang membeli dagangannya dalam jumlah banyak.
deg!

banyak dalam takarannya ternyata membuat hati terenyuh. ya, saya hanya membelajankan uang Rp.6500,- tak lebih. rinciannya, 5000 untuk rambut nenek, 1500 untuk balon air sabun.

dia mengucap syukur seraya berucap alhamdulillah.

kata bersahaja yang saya sebut diatas berafiliasi pada mamang penjual jajajan SD ini. dia begitu menikmati setiap transaksi meski nominalnya sangat kecil. dia mensyukuri setiap tetes rejeki.

malu rasanya, selama ini saya selalu menggerutu dan merasa kurang. sesak rasanya saat tahu, uang tak seberapa bisa mencipta senyum di bibir coklat berkerut itu. sedang saya sering membelanjakan uang untuk urusan tak jelas dengan nominal yang lebih tak jelas lagi.

mamang yang bahkan wajahnya pun tak saya perhatikan, telah memberikan kesadaran empiris. semua kebahagiaan bisa tercipta, tergantung bagaimana kita menggali dan mencipta sumber kebahagiaan itu.

hari ini bahkan belum bergulir setengahnya, semoga sepotong kebersahajaan yang saya temukan pagi ini bisa terbawa hingga nanti malam. sukur-sukur bisa memberikan biasnya sampai besok, lusa bahkan waktu-waktu mendatang yang tak terukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejak