Selasa, 11 Januari 2011

be HONEST


Shiit!

Barusan ponsel berbunyi. Panggilan masuk dari seseorang di masa lalu. Sebut saja namanya Toto. Pernah saya sayang. Hanya sekedar pernah, kini hanya bagian dari masa lalu, tak lebih. Dia telah memilih jalan hidup tak jelas, merasa jagoan hanya dengan mengancam sana-sini.

Meminta bantuan. Katanya dia dapat tugas dari gubernur untuk menagih uang. Minta saya atau teman dari media untuk mendampingi.

“Gini Ndang, aku kan dapet tugas dari gubernur, buat minta uang dari Cilegon, ada gak temenmu yang wartawan bisa ndampingi, kan kalo dia gak ngasih uang bisa langsung di liput”

Hadoooh!! Mungkin dia pikir media telah beralih fungsi. Sebuah lembaga yang penyampai kabar bagi khalayak ramai, meski belakangan juga bergeser menjadi lembaga pembentuk opini publik itu kini juga bisa menjadi pengancam. Dengan kemampuan dan daya jangkau yang luas, media jadi dianggap memiliki kekuasaan yang mampu memberikan rasa gentar. Bahkan untuk urusan remeh, menagih hutang. Ya tak apa jika itu uang negara yang jumlahnya ya sallam macam uang Gayus.

Dapat ide dari mana ya si Toto ini? Saya hanya bisa terkekeh, miris, geli, campur mangkel. Kasihan juga. Dimatanya, media itu WOW! Baiklah, media terkadang memang wow, kamu yang nothing.

Kamu terlalu berekspektasi tinggi! Saya juga bukan orang yang memiliki posisi penting yang bisa menugaskan anak buah hanya untuk mendampingi proses penagihan uang. Seandainya saya seorang redaktur pun, aku tidak akan mau mengikuti kemauannya. Cuih, receh banget.

Setelah dipikir-pikir. Kenapa saya seemosional ini ya? Sepertinya lebih ke rasa kesal pada penelpon secara personal. Dia seorang oportunis sejati. Lihat saja, baru menghubungi, saat ada perlu. Yakin 100 persen, jika tidak ada kepentingan, dia tidak akan menghubungi.

Tapi jika ditilik lebih mendalam, bukannya saya juga demikian? Ah..membenci orang terkadang membuat saya berkaca. Entah disadari atau tidak, saya cukup sering berlaku oportunis. Baik jika ada maunya. Ramah jika melihat peluang, suatu saat ada yang bisa dimanfaatkan.

Aaargh!! Saya tidak mau begitu! Saya mau jadi orang yang baik. Benar-benar baik, bukan karena ada maunya. Mau jadi orang yang tulus ikhlas. Semoga bisa. Doakan saya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejak