Selasa, 11 Januari 2011

Rumah Ceria--->pekerjaan kami


Seperti kisah berseri saja, aku ketagihan menuliskan hal-hal remeh terkait rumah ceria sebelum lupa memakan semua kenangan yang ada.

Kali ini aku ingin menulis dari segi pekerjaan penghuninya. Di mulai dari Ebeth dan Butet. Mereka berdua merupakan perawat di Rumah Sakit Puri Mandiri Kedoya. Ebeth ditempatkan di ruang ICU. Jadi jika ada pasien yang gawat darurat, besar kemungkinan akan bertemu dengan Ebeth. Seperti saat Butet dulu operasi usus buntu, katanya juga didampingi oleh Ebeth. Juga saat Mila, temanku yang saat ini mukim di Jogja, harus di kuret kandungannya, Ebeth juga mendampingi dokter yang bertugas.

Penempatan Ebeth sebagai perawat ICU, menjadikannya berstatus on call. Artinya, saat sedang libur atau tengah malam buta, Ebeth harus siap dipanggil kapan saja jika rumah sakit akan melakukan tindakan operasi. Pernah beberapa kali, Ebeth harus terbangun tengah malam, saat sedang tidur nyenyak, ponselnya menyala dan dia harus segera berkemas, menuju rumah sakit untuk membantu dokter mengoperasi pasien yang mungkin kondisinya memburuk.

Pernah juga di kali yang lain, Ebeth justru sedang duduk nyaman di sofa bioskop, panggilan itu datang. Meski film yang diputar begitu menarik, tapi tugas sudah menunggu jendral! Bioskop langsung ditinggalkan, padahal pertunjukan film belum juga usai. Ada pasien yang membutuhkan pertelongan medis segera.

Berbeda dengan Butet. Dia perawat untuk kelas VIP. Ruang Magnolia namanya. Butet termasuk perawat senior di ruangan ini. Meski tak pernah melihatnya bekerja, aku duga, Butet jadi suster yang paling cerewet saat sedang membimbing perawat juniornya.
*karena di rumah dia juga cerwet bukan main, piss Butet

Butet bisa dikatakan pembela wong cilik. Jika ada asumsi orang kaya akan mendapatkan perlakukan istimewa, tidak akan berlaku pada Butet. Justru dia akan memberikan pelayanan lebih pada pasien yang terlihat tidak begitu mampu. Sering aku mendengar penuturannya tentang pasien A yang mengalami penyakit ini, dan pasien B yang mengalami panyakit itu. Jika dia bercerita, siapapun yang mendengar akan yakin, Butet tipikal manusia penuh kasih akung.
*tsaaah..jangan peluk-peluk aku ya Butet..:p

Senang memiliki partner perawat dalam rumah ceria. Jika sakit, kami tak perlu ke dokter, cukup berkonsultasi dengan mereka. Persiapan obat-obatan juga lengkap bukan kepalang. Bahkan pernah jika stamina tubuhku drop, aku akan di suntik vitamin C. Syaratnya, setelah itu aku harus banyak minum. Pernah aku membawa pil antidepressant. Bukan karena aku membutuhkan, tapi kubawa saja kemana-mana untuk dipamerkan, mengingat pil itu kan lambangnya lingkaran merah, yang artinya tak sembarang orang bisa memilikinya.
*dasar tukang pamer

Selanjutnya Dydit. Dia librarian di Metro TV. Kerjanya terikat shift, kadang pagi kadang malam. Sistem kerjanya, 4-2 yang artinya 4 hari masuk, 2 hari libur. Yang unik dari Dydit, mau masuk shift apapun, jam pulangnya nyaris sama, larut malam. Kuduga, karena hobi nontonnya yang akut. Jadi, Dydit banyak menonton film di kantor lewat waspan, software khusus yang menyediakan banyak film.
*yang ini dugaan loh, jadi tak bisa dipertanggungjawabkan

Saya tak tahu persis job desk Dydit. Yang saya tahu, dia melayani user yang meminta atau mengembalikan kaset. Jadi tugasnya mengambilkan dan menyusun kembali materi kaset yang akan dan telah digunakan. Dulu, aku juga pernah melihatnya membuat deskripsi isi dalam kaset. Jadi, jika ada yang ingin tahu apa saja nama program yang dimiliki Metro TV, bisa langsung melayangkan pertanyaan pada Dydit.

Terakhir ya aku. Sebelum tiga bulan terakhir ini, pekerjaanku adalah script writer di Metro TV dengan status freelance. Tugasku adalah menyiapkan skrip yang akan dibawakan oleh pembawa acara. Untuk membuat skrip, aku harus melakukan riset lewat mbah google, membaca majalah, buku sampai berbincang langsung dengan narasumber. Semua dilakukan untuk memperluas wawasan, agar aku bisa mentransfer pada pembawa acara. Meski ada beberapa program yang kupegang (beberapa ya, jadi tak banyak), yang member kesan mendalam adalah Healthy Life.

Aku sering berkelakar, tugas utama seorang script writer adalah membuat presenter terlihat pintar di layar televisi. Bukan berarti mereka tak pintar ya, Alhamdulillah, selama ini saya sering bekerjasama dengan host yang cerdas, lebih cerdas juga sering.

Bersama produser saya akan mengcreate bagaimana setiap segmen program diusahakan terlihat menarik dan berbobot. Sekilas, pekerjaan saya terlihat glamour. Bertemu dengan selebriti, bercanda dengan beberapa orang terkenal (katanya) dan menikmati beberapa privilege.

Sejak akhir oktober, saya mengundurkan diri dari Metro TV untuk mengikuti program Management Development Program di salah satu perusahaan. Sebut saja Golden Light. Bukan saya malu atau tak bangga, hanya saja saat ini status saya belum jelas karena masih dalam masa pendidikan. Saya tidak mau di bilang gee r.

Begitulah komposisi kami berempat. Dengan beragam latar belakang pekerjaan. Jika malam, tak jarang kami berebut bercerita, tentang kisah yang terjadi sepanjang siang di kantor kami masing-masing. Ada pasien A yang kondisinya parah, pasien B yang sudah boleh pulang. Kaset C yang tidak boleh dipinjam padahal dibutuhkan sangat. Narasumber D yang datang terlambat, membuat semua kru emosi setengah mati.

ah..lagi-lagi sore-sore begini aku rindu kalian teman..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejak