Senin, 25 April 2011

Hey, Kakak terbaik di Dunia!!


Memenuhi tautan janji yang terbersit dalam hati. Menulis tentang kamu, Partini.

Saya biasa memanggilnya Mbak Tin. Tapi kali ini, saya mau sedikit durhaka, meamanggilnya dengan sebutan Apta. Sengaja mengilangkan sebutan Mbak, bukan berarti saya tak hormat loooooh.

Partini, di akun FB dia menyematkan nama ayah dan nama gabungan bulan plus zodiac, jadilah Partini Apta Sadiin. Nama Apta muncul dari gabungan April-Taurus.

Berhubung kami adalah saudara sepupu, jadi dia tentu melihat busuk-busuknya saya sejak kecil. Busuk dalam kemalasan, busuk dalam kemanjaan, dan busuk dalam ketakmampuan menggambar. Saya ingat persis, dulu saya memintanya membuatkan tugas menggambar penari bali. Tangannya begitu lihai memindahkan guratan penari bali dalam buku gambar saya. Tapi tidak gratis, ujung-ujungnya dia memalak. Saya harus membayarnya 50 perak. Jaman itu, nominal itu bisa untuk membeli es mambo dua.

Kami juga pernah nyaris tewas gara-gara obat nyamuk bakar. Untung mati konyol tak sampai terjadi. Betapa tidak, saat tidur nyenyak, api bahkan telah melahap bantal yang kami pakai. Gusti pangeran masih sayang sama kita.

Apta. Dalam pandangan saya, dia paling militan diantara saudaranya.

Lulus SMK dia mengadu nasib di Jakarta. Ini kali pertama terjadi. Anak keluarga Sadiin mengadu nasib ke kota, Jakarta lagi. Bahkan, dia pernah juga tinggal di Manado. Saya tak ingat persis hitungan waktunya. Yang saya ingat dia pernah berlebaran sebatang kara di Manado sana.

Banyak pelajaran hidup yang saya petik darinya. Soal keuletan, kesabaran, dan sifat bijak yang dengan malas harus saya akui. Ya, dia laksana telaga. Jika sedang di puncak emosi, saya sering menelponnya. Ajaib, hati ini serasa disiram air, adem.

Bagaimana soal skill? Hm..Apta memiliki jiwa seni mumpuni. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Apta pandai sekali menggambar. Entah terbuat dari apa urat-urat di jemari tangannya, setiap coretan kok ya bisa-bisanya selalu jd gambar indah. Apta paling tak bisa melihat sesuatu polos tanpa sentuhan. Tak heran, kita akan menemukan kaos ataupun taspolos tiba-tiba bermotif. Tentu hasil ulahnya.

Dia juga senang memetik gitar. Beberapa lagu gubahannya sempat saya dengarkan. Tak bisa dikatakan mengesankan, namun cukup okelah. Lagu ciptaannya bernada sendu nan pilu. Sejalan dengan karakternya yang kalem. Saya tak bisa membayangkan, jika dia terbakar amarah. Saya rasa, teriakannya hanya akan menyentuh level satu oktaf.

Meski kalem begitu, jangan coba-coba membuatnya kecewa. Dia akan menyimpan kekecewaan di hati terdalam. Menyimpannya dalam memori. Mengingat dengan keakuratan sahih. Apta bukan pendendam, karena tak akan ada aksi yang dilakukan untuk membalas kekecewaan. Namun dia akan mencatat baik-baik. Jadi, jika masih ingin memiliki hubungan jangka panjang, jangan membuatnya kecewa. Karena, sekali kecewa, percayalah, hubunganmu dengan Apta tidak akan pernah sama lagi. Sebenarnya, Apta adalah orang yang pemaaf. Namun memaafkan tidak berarti melupakan bukan?
*Maaf ya jika sok tau saya menyembul

Tulisan ini saya buat, untuk mengenang hari lahirnya. Tepat jatuh di hari ini, 26 April.

Semoga, berkah selalu mengikuti tiap jejak langkahnya. Selamat ulang tahun, hei kakak terbaik di dunia!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejak